Bali Lounge

Posted by Sofia On Thursday, September 29, 2011 0 comments


At this moment, I try to realize that we are no longer together. Sometime it’s so hard but I don’t know, I feel that we are not separate. Don’t know are you going back to me but it’s ok. You are not really far away from me.
I’m grateful, happy for you and me. I realize maybe it has to be like this. Yet it means I have to hate or far away from you. I try to accept and through this way.
People said that you already have a close friend, yes we are not together. It feels so difficult but this happens to me. Matter of fact there still love I kept, but it’s ok. If you feel happy, it’s over for me.
All I want is hear that we are happy even  we are not together.
I need you to hear what I feel. I really want to be with you.

Move On

Posted by Sofia On 0 comments

"Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka; tetapi kerap kali kita menatap begitu lama pada pintu yang tertutup sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka untuk kita." (Hellen Keler)


Saya termasuk orang yang bisa dikatakan tidak pernah ‘move on’. Memang saya tidak tahu pasti konteks ‘move on’ yang sering digunakan masyarakat muda Jakarta.
Menurut saya, ‘move on’ adalah sebuah usaha keras untuk bisa ‘melupakan’ seseorang atau sesuatu yang dianggap memberikan efek yang kurang menyenangkan.
Yaa, mungkin juga definisi itu salah. Tapi yang jelas saya tidak pernah berusaha untuk melupakan seseorang yang pernah mampir di hidup saya. Mereka berhak untuk datang ataupun pergi. Kitalah yang mengontrol perasaan apa yang ingin kita timbulkan dengan mampirnya dia di kehidupan kita. Kita boleh menolaknya untuk hadir, tetapi menurut saya hal itu merupakan pengekangan kebebasan seseorang untuk ber-silaturahim .
Tujuan mereka datang belum pasti untuk kembali menyatakan cinta atau menginginkan kembalinya cinta dari kita. Tetapi mungkin hanya sekedar bentuk penyesalan yang diwujudkan dengan menjalin hubungan baik atau memang betul-betul ingin menjalin hubungan baik dengan kita.
Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dan merasa mampu menerka apa tujuan dia. Jangan juga berusaha untuk mengontrol dia tetapi saya lebih memilih untuk mengontrol perasaan saya.

Tepat rasanya jika saya mengusahakan diri saya untuk selalu berada di pusat roda.

Brida

Posted by Sofia On 0 comments

Kita bertanggung jawab atas seluruh bumi karena kita tidak tau di mana mereka mungkin berada. Kita adalah para pasangan jiwa sejak awal waktu. Jika mereka baik-baik saja, kita juga akan bahagia. Jika keadaan mereka tidak baik, kita akan merasakan, betapapun kita tidak menyadarinya, sebagian dari rasa sakit mereka. Namun diatas segalanya, kita bertanggung jawab atas pertemuan kembali, setidaknya sekali dalam tiap inkarnasi, dengan pasangan jiwa yang pasti akan berpapasan di jalan kita. Meski hanya sekejap, karena waktu yang sekejap itu membawa sebentuk cinta yang begitu dalam hingga mampu membenarkan seluruh sisa hari yang kita miliki.
Memilih satu jalan berarti harus kehilangan jalan-jalan yang lain. Ia memiliki satu kehidupan utuh untuk dijalani dan selalu berpikir nanti ia mungkin menyesali pilihan-pilihan yang diambil saat ini. "Aku takut berkomitmen kepada diriku sendiri". Ia ingin mengikuti semua jalan yang mungkin dan akhirnya malah tidak mengikuti satu pun.
Bahkan dalam area penting dalam kehidupannya, cinta, ia gagal memaksa dirinya membuat komitmen. Setelah kekecewaaan cinta pertamanya, dia tak pernah lagi menyerahkan dirinya sepenuhnya. Ia takut pada rasa sakit, kehilangan, dan perpisahan. Hal-hal ini tidak dapat dihindari sepanjang jalan menuju cinta, dan satu-satunya cara menghindari semua itu adalah dengan memutuskan untuk tidak mengambil jalan sama sekali. Supaya tak perlu menderita, kau harus menolak cinta.
Gadis itu tau, dirinya bukan untuk pria itu. Meski demikian, mereka menyerah pada cinta mereka, membiarkan hidup bertanggung jawab memisahkan mereka ketika tiba waktunya. Bukannya memusnahkan hasrat mereka, ini malah membuat mereka menjalani setiap saat seakan itulah saat terakhir bagi mereka, dan cinta diantara mereka memiliki semua intensitas hal-hal yang memiliki kualitas abadi seperti jika mereka akan segera mati.
Hingga suatu hari, gadis itu bertemu dengan pria lain. Tapi cinta bukanlah sesuatu yang memerlukan alasan, dan gadis itu jatuh cinta, sepanjang pengetahuannya, waktu bersama pria sebelumnya sudah berakhir.
Kita tidak mencari jawaban, kita menerima, lalu hidup menjadi lebih intens, lebih bercahaya, karena kita memahami bahwa setiap menit, setiap langkah yang kita ambil, memiliki arti lebih dalam dari sekedar diri kita sendiri. Kita menyadari di suatu tempat dalam ruang dan waktu, pertanyaan ini memiliki jawaban. Kita menyadari memang ada alasan untuk keberadaan kita di sini, dan bagi kita, itu sudah cukup.

"Bahwa kau tidak akan pernah menjadi milikku dan karena itulah aku tidak akan pernah kehilanganmu."
Kau adalah harapanku pada momen kesepianku, kecemasanku pada momen keragu-raguan, kepastianku pada momen keyakinan.

"Mengetahui bahwa kau adalah nyata adalah alasanku untuk melanjutkan hidup."
Kemudian kau datang untuk membebaskanku dari perbudakan yang kuciptakan sendiri, memberitahuku bahwa aku bebas kembali ke dunia dan ke hal-hal yang ada di dunia.

"Aku akan selalu ingat bahwa cinta itu kebebasan."

by: Paulo Coelho

being a victim

Posted by Sofia On Sunday, September 11, 2011 0 comments

I realize that my live is not easy. as personnel, as a child, as a human being, and as a co creator. as long as I live, sometime I feel enjoy when being like a victim. I can cry and contemplate and hope as a person I could be a better person. in that time, I know, I really love my self.